Apa beda Minyak Atsiri, Absolute, dan CO2 Extract?

Penulis : Karimatarii

Minyak atsiri, Ekstrak CO2 dan Absolut memiliki kesamaan sebagai ekstrak aromatik. Yang membuatnya unik adalah bagaimana cara molekul aromatik tersebut dihasilkan (proses ekstraksi) dan komposisi kimia yang dihasilkan dari setiap jenis ekstraksi.

Mari kita lihat bagaimana prosesnya.

 

Minyak Atsiri

Minyak atsiri adalah cairan ekstrak aromatik yang sangat konsentrat yang dihasilkan melalui proses distilasi uap dan pengempaan
dari berbagai bagian tanaman seperti bunga, pucuk bunga, buah, biji, akar, daun, ranting, resin, akar, dan kulit.

Untuk menangkap minyak atsiri, bagian tanaman aromatik ditempatkan di dalam suatu unit distilasi yang dipanaskan untuk agar uap air dapat membawa molekul aromatik yang mudah menguap keluar dari bagian tanaman. Uap panas tersebut kemudian didinginkan melalui pipa kondensator hingga berubah kembali menjadi ekstrak cair yang disebut minyak atsiri.

Minyak atsiri juga dapat diproduksi tanpa melibatkan panas yaitu melalui proses yang dikenal sebagai pengempaan. Metode ekstraksi ini khusus hanya untuk buah sitrus seperti lemon, limau, grapefruit, tangerine, mandarin. Kulit buah sitrus digaruk dan diperas untuk mengeluarkan minyak atsiri yang terkandung. Metode ini dikenal juga sebagai cold-pressed.

 

Absolut

Absolut adalah ekstrak aromatik yang diperoleh dengan
bantuan pelarut kimia (solvent extraction).

Metode solvent extraction dipilih untuk mengeluarkan molekul aromatik dari bagian bunga, seperti: melati (jasmine), kacapiring (gardenia), violet (violet leaf), sedap malam (tuberose), dan teratai (lotus), dan beberapa jenis bahan tanaman lainnya. Heksana adalah pelarut kimiawi yang sering dipakai dalam proses ini.

Berbeda dengan proses distilasi uap yang hanya mengeluarkan molekul aromatik yang mudah menguap, solvent extraction juga mengeluarkan jenis senyawa lain dari tanaman seperti pigmen dan lilin – membuat ekstrak yang dihasilkan lebih kental dan lebih kental dan warnanya lebih dalam.

Absolut banyak digunakan dalam bidang pembuatan parfum dan kosmetik, dan saat ini mulai juga dipakai dalam dunia aromaterapi karena aromanya yang indah.

Wajar jika anda khawatir akan potensi dampak kesehatan ketika mendengar bahwa absolut didapat dengan menggunakan cairan kimia heksana. Pelarut yang terbawa dalam produk akhir absolute sangat sedikit (traces amount), namun kami menyerahkan keputusan sepenuhnya pada anda untuk memutuskan apakah akan menggunakan absolute atau tidak.

 

CO2 Extract

Singkatnya, dalam proses ini molekul aromatik tanaman diekstrak dengan bantuan gas karbondioksida bertekanan sebagai pelarut. Gas CO2 (Karbon dioksida) dipompa ke ruang yang telah diisi dengan tumbuhan yang akan diekstraksi. Pemberikan tekanan tertentu membuat CO2 berada pada keadaan superkritis (supercritical CO2) dan menjadi pelarut yang mengekstrak minyak aromatik dari tanaman. Setelah ekstraksi selesai dan tekanan dilepaskan, CO2 superkritis kembali menjadi gas, terurai dengan cepat di udara dan hanya meninggalkan minyak aromatik murni. Dengan cara ini tidak ada jejak zat kimia pelarut yang tertinggal seperti heksana dalam proses menghasilkan minyak absolute.

Metode superkritis CO2 (supercritical CO2) memiliki beberapa keuntungan dibandingkan proses ekstraksi lainnya.
Dikerjakan pada suhu yang lebih rendah daripada distilasi uap akan mencegah kerusakan molekul aromatik akibat panas.
Selain itu karena menggunakan pelarut tidak beracun, tidak berbau, dan mudah dikeluarkan dari produk akhir, minyak atsiri yang dihasilkan menjadi lebih stabil, memiliki umur simpan lebih lama,
dan proses ekstraksi yang lebih ramah lingkungan.

 

Source:
https://stillpointaromatics.com/blog/what-are-co2-extracts/
The Complete Aromatherapy Handbook, Lora Cantelle & Nerys Purchon, 2014 Clinical Aromatherapy, Jane Buckle, 2015